Friday, February 25, 2011

Nada-nada abadi

Rinduku tak akan jadi bangkai, karna dia mengalir di sungai damai
walau kau lihat ada anyir bau darah, dari luka jemari yang menari
Tak akan membusuk di hulu, walau ada duka disana menunggu

Tak usah kau peduli, nada apa yang melantun di musik-ku yang sumbang

Mungkin denting dawaiku ada yang menusuk mu, tapi itu bukan apa-apa
Lebih banyak kenang yang berdendang menari mengirim gema tentang kasih dan sayang

Sampai dawaiku putus ditangga nanda yang kelima, dan jatuh berdarah-darah
Langitpun koyak, angin dan badai menggila

Musik-ku tak akan berhenti, karna ia adalah nada-nada abadi