Saturday, April 10, 2010

Pada suatu masa


Pada suatu masa......
Dulu sebelum mendung hitam menutupi langkahku, pernah kuceritakan padamu semua kisah tentang jalan melengkung dan lorong-lorong yang kulewati diantara duri-duri yang menusuk jari kaki. Tentang burung-burung yang kembali kesarang dikala petang. Tentang purnama yang memantulkan cahayanya dimalam kelam. Tentang pagi yang datang bersama embun. Tentang angin yang menyibak rambutmu. Tentang orang-orang yang datang kepada kita tanpa mengucakan salam apalagi terima kasih dari bibir mereka yang menghitam. Tentang aku.

Lalu.....
Mendung menghadang langkahku, pertir menyambar hujanpun jatuh ketanah basah. Seekor srigala mengintai dibalik punggungmu. Aku pun membalikan badan, lari kedalam hutan. Jatuh tersungkur. Aku berdarah. Tertimpa ranting patah. Terdiam ditanah bersama resah.

Lalu waktu tlah mengeringkan semua luka, mendung sudah sirna, mentari bersinar lagi. sinarnya jatuh di kaki kiri. Bekas luka itu masih ada.

Sampai suatu hari aku datang padamu, menceritakan kisah dihutan gelap, kala hujan dan mendung yang tak pernah sirna dari tahun-tahun yang berlalu. Tentang gelap yang menyelumuti bumi. Hanya ada bulan nan buram. Dan pada hari ketiga setelah itu, aku ceritakan kepada mu tentang ranting yang jatuh menusuk ku. tepat di ulu hati dan jatuh ke kaki kiri.

kitting