Tuesday, March 23, 2010

Teman


Teman,
Entah kenapa aku merasa kali ini aku terpilih dalam permainan ini. Ini feeling saja, insting saja, naluri saja, perasaan saja, kata hati saja, begitu saja.Dulupun waktu gelombang pertama aku juga punya feeling, tapi feelingku kebalikan dari sekarang, tidak kena, dan benar aku tidak terpilih waktu itu untuk mendapatkan kertas merah dan selembar cek.

Teman,
Mungkin bila hari H itu datang aku akan kecewa, sedih atau aku akan merasa tidak berarti apa-apa, itu wajar, itu mungkin hanya expresi sesaat dari keadaan. Tinggal tarik nafas, dan semua akan berlalu. Mungkin itu hanya expresi dari mimpi-mimpi, cita dan cinta yang mesti terhempas, tapi aku akan menarik nafas dalam. Dan setiap helaannya akan membuat dunia bersinar lagi, kan menjadi lagu-lagu harapan di sepanjang jalan pulang.

Teman,
Katamu..., bukalah jendela kaca mobilmu, lihat lah keluar sana, masih banyak mereka yang lebih menderita sengsara. Mereka yang tidak sanggup membeli minyak tanah untuk memasak nasi. Tapi mereka masih bisa berdiri. tau kenapa? karna mereka masih punya harapan. harapan akan hari yang lebih baik dari hari ini. Karna hidup masih tetap menunggu disuatu sudut diruang antah berantah yang masih di sanga dengan kedua kaki ini. Marilah kita jadikan ini momentum untuk memulai usaha dan menjadi orang kaya. :D

Teman,
Marilah kita tertawa saja. tersenyum saja. Sayangnya aku sudah berhenti merokok, kalau tidak kan kunyalakan sebatang rokok untukmu lalu kita duduk sambil minum kopi bercerita tentang panggung sandiwara, tentang siapa aktor dan siapa sutradaranya, sambil melihat asap rokok kita hilang diudara.

Marilah kita bercanda selagi kita mampu tuk bercanda, marilah kita tertawa sepuasnya selagi kita bisa karna mungkin esok aku tak akan menemanimu lagi, mungkin esok kau bukan temanku lagi.

Kitting